1.jawa barat
Peuyeum Bandung
Tape singkong sudah terkenal di
mana-mana, murah, lezat, dan menyenangkan. Tape yang sudah terkenal
adalah tape ( peuyeum ) bandung. Peuyeum Bandung banyak yang
menyukainya, karena manis rasanya dan tidak berair. Cara pembuatannya
adalah: singkong dikupas kulitnya, kemudian dicuci bersih,
dipotong-potong atau dibiarkan utuh. Lalu ditanak dalam panci sampai
setengah matang, setelah itu singkong diangkat dan ditata /
diangin-anginkan di atas nyiru sampai dingin, ragi ditumbuk sampai
halus, singkong dilumuri tepung ragi satu persatu sampai merata betul,
kemudian ditempatkan dalam bakul bambu yang sudah dialasi / dilambari
daun pisang secara rapat / merata, isi sampai bakul tsb penuh, setelah
penuh tutup rapat bakul dengan daun pisang dan tambahkan kain yang
diikat rapat sebagai penutup bagian atas bakul. Simpan di tempat yang
teduh / gelap selama 3 hari.
Peuyeum Ketan Kuningan
Kalau di Bandung orang lebih banyak
menjual peuyeum sampeu (singkong). Nah kalo di Kuningan yang terkenal
peuyeum ketannya. Biasanya peuyeum ketan dibuat dari beras ketan putih,
cara pengemasannya sangat unik yaitu dibungkus pake daun jambu air.
Semakin lama disimpan semakin enak rasanya atau semakin nyegak kata
orang Sunda mah. Peuyeum ketan ini enak untuk dicampur dengan es krim
dan berbagai minuman dingin. Peuyeum ketan ini dijual dengan menggunakan
kemasan ember. Tentu saja ember baru. Jadi beli ketan sekaligus beli
ember. Andai saja dicari kemasan lain yang lebih praktis, ekonomis dan
ramah lingkungan.
Borondong
Borondong adalah makanan tradisional khas
Bandung yang berbentuk bulat dan manis. Borondong ini ada terbuat dari
enten (campuran gula dan kelapa) dan diselimuti oleh beras dan jagung
(sejenis berondong seperti pop corn). Jadi tak heran rasanya manis
sekali, karena hampir 70 % nya di dominasi oleh rasa gula nya. Sentra
pembuatan borondong ini terdapat di Majalaya, Kabupaten
Bandung. Bahkan ada yang pernah membuat borondong yang berukuran sampai
sebesar kepala manusia.
Hargnya sangat murah, tapi bila Anda
ingin lebih murah lagi, Anda harus datang langsung ke tempat
pembuatannya. Biasanya dengan Rp. 10.000 saja, Anda sudah mendapat satu
kantong plastik penuh borondong. Selain borondong enten, ada juga
borondong yang langsung dicampur dengan gula merah cair saja. (Bentuknya
seperti Teng Teng).
Ladu
Ladu adalah suatu penganan terbuat dari
ketan yang berasal dari daerah Malangbong, Garut, Jawa Barat. Bahan
dasarnya adalah tepung ketan putih sangrai, gula putih, gula aren merah,
dan kelapa yang sudah diparut. Kudapan ini rata-rata bisa bertahan
antara empat sampai tujuh hari setelah diproduksi.
Burayot
Burayot berasal dari kata dasar gayot,
ngagayot. Terjemahan bebasnya: menggelantung, menggayut. Bahan dasarnya
ga jauh beda dengan kue cucur, tepung beras dan gula merah. Adonan
dibentuk bulat pipih, mirip martabak telor tapi tidak terlalu tipis,
lalu digoreng. Nah pada saat digoreng itu adonan akan menggelembung.
Lalu, ujung atas gelembungnya di tusuk
dengan bilah bambu runcing dan ditarik. Jadinya tu kue ngglayut deh.
Kalau pikiran lagi jorok, hmmm kok mirip kanj*t ya..? (kantong testis
yang lagi kepanasan) Wahahaha.. Yah sama-sama ngagayot lah
2.jawa tengah
- Banjarnegara: dawet ayu, buntil
- Blora: Sega Pecel, sate ayam blora, soto ayam blora, tahu campur
- Boyolali: marning (jagung goreng), paru goreng, Brem cap suling gading, krupuk rambak
- Brebes: telor asin, sate kambing (di Tanjung. Brebes hingga kini dikenal sebagai sentra penghasil bawang merah
- Cilacap: ikan bandeng, kerupuk tengiri, sale pisang, ikan asin/gesek
- Demak: nasi garang asem, sambel blimbing wuluh, kwaci (Demak pernah terkenal sebagai sentra penghasil semangka)
- Jepara: Rondho Royal (Tape goreng), Pindang Serani, Soto Jepara, Soto Bumbu, Sop Udang, Sup Pangsit Jepara, Bongko Mento, Singit, Semur Jepara, Sayur Asem Jepara, Kelan Antep, Gule Petih Jepara, Laksa Jepara, Sayur Keluak Ayam, Kagape kambing, Bakso Ikan Ekor Kuning, Siomay Tongkol, Tongseng Cumi, Rempah Jepara, Horok-Horok, Hoyok-Hoyok, Sate Kikil,Kuluban, Pecel Ikan Laut Panggang, Tempong, Kopi Dapur Kuat, Kopi Tempur, Adon-Adon Coro, Es Gempol* Es Dawet, Dawet Ayu Rumput Laut, Turuk Bintol, Tawur (makanan), Kicak, Lapis Pati Bodin Jepara, Kacang Jepara, Kacang Oven, Carang Madu, Durian Petruk , Jeruk Jepara
- Kebumen: sate ambal, lanting, jipang kacang
- Kendal: Bandeng Tanpa Duri (Tandu), Krupuk Petis, Krupuk Rambak,Momoh,Brongkos
- Klaten: ayam goreng kalasan, bebek goreng, emping mlinjo
- Kudus: Soto Ayam Kudus, sate Kerbau, Lentog, dodol, Jenang Kudus.
- Pati: Soto Kemiri, nasi gandul, sate ayam,
- Pekalongan: nasi gandul, soto tauco (tauto), nasi megono
- Pemalang: nasi grombyang, lontong dekem, sate loso
- Purbalingga: rujak kangkung, tahu gecot, soto kriyik, es duren, klanting
- Purwodadi: swikee, nasi becek, Botok Yuyu, Nasi Jagung.
- Purwokerto: tempe mendoan, gethuk goreng, soto sokaraja / sroto sokaraja, nopia
- Purworejo: kue lompong, clorot (semacam dodol yang dibungkus daun kelapa secara memilin), gebleg (baca ge- seperti e pada kata senang dan -bleg seperti e pada kata becek), kue satu, dawet hitam, lanthing
- Rembang: bandeng duri lunak (di Juwana), sirup kawis-ta
- Salatiga: bakso urat, bakso babat, kripik paru, ting-ting gepuk
- Semarang: Lunpia/lumpia, Soto Ayam Semarang , sate sapi, bandeng presto, nasi goreng babat, ayam goreng kraton tulang lunak, kue-kue pia, sate kambing bumbu kecap, martabak malabar, kue bandung, tahu petis, tahu gimbal, wingko babat
- Solo: gudeg, sate kambing, thengkleng, srabi solo, nasi liwet, timlo solo, racikan salat, krupuk karak/gendar, bakso popular ukuran bola golf, tahu acar, sayur tumpang
- Sragen: nasi garang asem, sate sragen, brambang asem
- Sukoharjo: welut goreng
- Tegal: "teh poci" (teh yang diseduh dalam poci tanah liat kecil dan diminum dengan gula batu), sate tegal (sate kambing muda khas Tegal), sate bebek majir, pilus, krupuk antor, nasi bogana (nasi megono), Sauto (soto ayam/babat khas Tegal dengan bumbu tauco). Tegal hingga saat ini dikenal sebagai sentra penghasil teh.
- Ungaran: tahu bakso, sate kempleng, krupuk bakar
- Wonogiri: gaplek, tiwul, cabuk
- Wonosobo: mie ongklok, sagon, tempe kemul, geblek, wedang ronde, manisan carica, keripik jamur, dendeng gepuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar